Minggu, 06 Oktober 2013

OPERASI BONGKAR MUAT BARANG DARI DAN KE KAPAL

Meliputi operasi       :

1.   Di kapal -  stevedoring.
2.   Didermaga – cargodoring.
3.   Di gudang / lapangan terbuka.
4.   Penerimaan / penyerahan  barang.
            ( receiving / delivery ).

Untuk operasional di kapal        :
A. Perlu mengenal kapal      :
       
1.   Alat-alat bongkar /  muat yg ada di kapal
( jenis alat bongkar muat, persyaratan minimum, sertifikat )
2.   Sistem jenis tutup palka
3.   Cargo hatch
4.   Cargo hold

B. Mengetahui dokumen barang di kapal, sebelum
Menggerakkan barang.

1.    Bill of lading.
2.    Stowage plan.
Cara menyiapkan membacanya, tentative – final stowage plan.
3.    Cargo hatch list.
4.    D/o – delivery order.
5.    Sppb ( surat pemberitahuan pengeluaran barang ).
6.    Packing list.
7.    Commercial invoice.

Bill of lading        :

1.    Merupakan kontrak angkutan barang antara pihak, “ the merchant “
2.    Bukti penerimaan barang di kapal.
3.    Merupakan surat berharga yang dapat diperjualbelikan
4.    Bukti pembayaran  uang tambang / ocean freight.

Isi dari bill of lading   :

1.    Dibuat oleh pihak pengangkut atas permintaan pengirim barang / shipper.
2.    Begitu ditandatangani, otomatis mengikat ( the merchant ).
3.  Semua kata kata yang tertera di bill of landing, baik tertulis, cetak, coretan dan bentuk lain, berlaku.
4.    Salah satu bill of landing di “ endorsed” otomatis yang lain tidak berlaku.

Stowage plan     :
1.    Ditentukan oleh perwira muat kapal.
2.    Menggambarkan, letak, posisi, susunan barang di atas kapal.
3.    Pbm. Sebagai pelaksana.

Prinsip pengaturan muatan di kapal :

Ø Jangan sampai overslow.
Ø Mecegah agar tidak long – hatch.
Ø Sejauh mungkin, menggunakan banyak palka, agar bongkar /  muat bisa selesai bersamaan.
Ø Muatan yang berat ada di bagian bawah.
Ø Memudahkan pembongkaran barang di pelabuhan tujuan.
Ø Siatas segalanya, stabilitas kapal – pada waktu muat dan berlayar baik / positif.


Pengelompokan barang, terkait kecepatan bongkar muat

A. Berdasrkan jenis barang  :
1.    General cargo / break – bulk.
2.    Curah kering / in – bulk.
3.    Barang cair / in – bulk.
4.    Barang berat / heavy lift cargo.
5.    Barang khusus – dari segi ukuran.

B. Menurut kemasan / packing barang.
1.    Menggunakan palet di dasar – ikut barang.
2.    Dikemas dalam karung – pp, goni, peti crate dsbnya.
3.    Dikemas  dalam  karton  – ringan,  dalam bungkus – supermi.
4.    Dikemas dalam bags -  jumbo bags.
5.    Barang-barang menggunakan peti kemas ;        flat track.

C. Tanda – tanda / marking / labeling di barang       :

1.  Menunjukkan nama barang,  pelabuhan  tujuan, ukuran barang,penerima barang.
2.  Tanda- tanda yang ada bersifat universal berupa tulisan , maupun tanda yang menyolok.
3.  Tanda yang tertera di kemasan menunjukkan cara tempat meletakkan peralatan agar dapat ditangani dengan benar.

D. Pengelompokan berdasarkan sifat barang yang dikapalkan  berdasarkan IMO ( International Maritime Organisation ).

E. Hal – hal lain yang perlu diketahui    :

1.    Stowage factor.
2.    Filler cargo.
3.    Dunnaging.
4.    Cargo on deck, kaitannya dengan aturan  shipping bussiness.
5.    Capacity plan – deck load capacity.
6.    Produktivitas bongkar muat.
7.    Quick despatch.
8.    Cqd ( costomary quick despatch ).
9.    Closing time – date
10.  Broken stowage.
11.  Liner – tramper.
12.  Port stay -  berth stay.
13.  Eta – etd


Kegiatan cargodoring

A. Meliputi         :
1.    Kegiatan di dermaga.
2.    Kegiatan di perjalanan.
Dari sisi kapal sampai ke gudang penumpukan  - lapangan terbuka.
3.    Kegiatan di gudang.
4.    Kegiatan di lapangan.
5.    Atau kegiatan sebaliknya.


  yang perlu diamati adalah :
Ø Pemilahan terhadap barang yang ditangani ( urut-urutannya ).
Ø Penggunaan alat-alat mekanis (forklift, trailer).
Ø Penggunaan alat-alat non mekanis.
Ø Pengunaan sdm, tkbm di lapangan.


Disini peran supervisor sangat dominan.
Prinsipnya adalah        :
          bagaimana pekerjaan bisa dilaksanakan secara :
Ø Efektif, efisien, tidak ada waktu terbuang.
Ø Lancar, cepat.
Ø Dan barang dalam keadaan baik.
Ø Tidak ada barang-barang yang menumpuk di dermaga pada waktu bongkar, atau
Ø Selalu ada barang di dermaga sisi kapal, pada waktu muat.


B. Agar pekerjaan bisa dilaksanakan dengan baik :

Ø Maka pada waktu “ meeting di ppsa” sejauh mungkin minta tempat sandar yang dekat dengan gudang / lapangan penumpukan barang.

Ø Akan sangat membantu apabila kita dapatkan informasi muatan sedini mungkin ( bisa merencanakan penempatan di gudang, atau menentukan muatan mana yang kita siapkan lebih dulu di sisi kapal).

Semua yang direncanakan akan berjalan baik apabila :

3.    Lalu lintas, utamanya di dermaga, hanya mutlak kegiatan bongkar muat.
4.    Arus barang, arus mekanis searah,
5.    Semua sdm, tkbm disiplin.
6.    Kita semua memperhatikan keselamatan maupun keamanan barang dan sdm.


C. Pemakaian mekanis          :

          sebagai supervisor harus mengetahui     :
Ø Kemampuan alat mekanis yang digunakan       ( angkut-angkat).
Ø Kemampuan pengemudi–driver ( bersertifikat) terlatih, dan bertanggung jawab terhadap alatnya ( mengetahui kapal mengisi bahan bakar; kapal beristirahat).
Ø Sejauh mungkin, untuk driver tertentu, memegang alat mekanis tetap.


Sebelum melaksanakan kegiatan bongkar muat barang perlu diambil langka-langkah sebagai berikut  :

A. Untuk bongkar muatan    :
1.             Komunikasi yang baik dengan pihak-pihak terkait ( agent pelayaran, pemilik barang / freight forwarder)
2.             Mendapatkan dokumen awal yang diperlukan .
Ø Penunjukan kerja.
Ø Dikumen barang yang akan dibongkar (b/l, manifest, stowage plan, invoice, packing list)
Ø Dokumen tentang kapal pengangkut ( ship’s particular, eta, bs 1-2, pkka ).
3.             Persiapan pelaksanaan kerja.
4.             Mengadakan pertemuan internal ( meeting ) untuk perencanakan kerja.
5.             Mengadakan pertemuan kerja ( meeting ) dengan pihak-pihak terkait.
6.             Melakukan boarding o/b setelah kapal tiba.
7.             Mengikuti dengan seksama hasil meeting di ppsa, menyebar luaskan hasilnya ke pihak-pihak terkait.
8.             Siap di dermaga pada waktu kapal sandar dan segera melaksanakan pemeriksaan barang yang akan dibongkar bersama pihak kapal, mencatat       “kelainan yang dijumpai”
9.             Segera memerintahkan tkbm – sdm untuk melaksanakan pembongkaran
10.        Melaksanakan kegiatan tally untuk barang- barang yang dibongkar.
11.        Menyiapkan – melaksanakan dokumentasi kegiatan bongkar.
12.        Menyiapkan laporan terkhir / outurn report hasil pembongkaran barang.

B. Untuk pemuatan barang ke kapal.
Diperlukan langkah-langkah yang sama dengan pembongkaran barang dari kapal, hanya data-data barang yang akan dimuat maupun dokumen muatan agak berbeda.


Pengenalan kapal
Dari sisi PBM

A).      Capacity plan.
B).      Ship’s particular.
C).      Ship’s cargo gears.
D).      Ship’s cargo holds.
E).       Loading – safety.



1 komentar:

masigit mengatakan...

Kami menawarkan Alat bantu bongkar muat container curah kering paling efisien, apabila tertarik silahkan hubungi PT Osi Plastindo Jaya +62 812-8855-588 : +62 888-8552-057