Meliputi operasi :
1. Di kapal - stevedoring.
2. Didermaga – cargodoring.
3. Di gudang / lapangan terbuka.
4. Penerimaan / penyerahan barang.
1. Di kapal - stevedoring.
2. Didermaga – cargodoring.
3. Di gudang / lapangan terbuka.
4. Penerimaan / penyerahan barang.
( receiving / delivery ).
Untuk operasional di kapal :
A. Perlu mengenal kapal :
1. Alat-alat bongkar / muat yg ada di kapal
( jenis alat bongkar
muat, persyaratan minimum,
sertifikat )
2. Sistem jenis tutup palka
3. Cargo hatch
4. Cargo hold
B. Mengetahui dokumen
barang di kapal, sebelum
Menggerakkan barang.
1. Bill of lading.
2. Stowage plan.
Cara menyiapkan
membacanya, tentative – final stowage plan.
3. Cargo hatch list.
4. D/o – delivery order.
5. Sppb ( surat pemberitahuan
pengeluaran barang ).
6. Packing list.
7. Commercial invoice.
Bill of lading :
1. Merupakan kontrak angkutan barang
antara pihak, “ the merchant “
2. Bukti penerimaan barang di kapal.
3. Merupakan surat berharga yang dapat
diperjualbelikan
4. Bukti pembayaran uang tambang / ocean freight.
Isi dari bill of lading :
1. Dibuat oleh pihak pengangkut atas
permintaan pengirim barang / shipper.
2. Begitu ditandatangani, otomatis
mengikat ( the merchant ).
3. Semua kata kata yang tertera di bill
of landing, baik tertulis, cetak, coretan dan bentuk lain, berlaku.
4. Salah satu bill of landing di “
endorsed” otomatis yang lain tidak berlaku.
Stowage plan :
1. Ditentukan oleh perwira muat kapal.
2. Menggambarkan, letak, posisi, susunan
barang di atas kapal.
3. Pbm. Sebagai pelaksana.
Prinsip pengaturan muatan
di kapal :
Ø Jangan sampai overslow.
Ø Mecegah agar tidak long – hatch.
Ø Sejauh mungkin, menggunakan banyak
palka, agar bongkar / muat bisa selesai
bersamaan.
Ø Muatan yang berat ada di bagian
bawah.
Ø Memudahkan pembongkaran barang di
pelabuhan tujuan.
Ø Siatas segalanya, stabilitas kapal –
pada waktu muat dan berlayar baik / positif.
Pengelompokan barang, terkait kecepatan bongkar muat
A. Berdasrkan jenis barang :
1. General cargo / break – bulk.
2. Curah kering / in – bulk.
3. Barang cair / in – bulk.
4. Barang berat / heavy lift cargo.
5. Barang khusus – dari segi ukuran.
B. Menurut kemasan / packing barang.
1. Menggunakan palet di dasar – ikut
barang.
2. Dikemas dalam karung – pp, goni, peti
crate dsbnya.
3. Dikemas dalam
karton – ringan, dalam bungkus – supermi.
4. Dikemas dalam bags - jumbo bags.
5. Barang-barang menggunakan peti kemas
; flat track.
C. Tanda – tanda / marking / labeling
di barang :
1. Menunjukkan nama barang, pelabuhan
tujuan, ukuran barang,penerima barang.
2. Tanda- tanda yang ada bersifat
universal berupa tulisan , maupun tanda yang menyolok.
3. Tanda yang tertera di kemasan
menunjukkan cara tempat meletakkan peralatan agar dapat ditangani dengan benar.
D.
Pengelompokan berdasarkan sifat barang yang dikapalkan berdasarkan IMO ( International Maritime
Organisation ).
E. Hal – hal lain yang perlu
diketahui :
1. Stowage factor.
2. Filler cargo.
3. Dunnaging.
4. Cargo on deck, kaitannya dengan
aturan shipping bussiness.
5. Capacity plan – deck load capacity.
6. Produktivitas bongkar muat.
7. Quick despatch.
8. Cqd ( costomary quick despatch ).
9. Closing time – date
10. Broken
stowage.
11. Liner
– tramper.
12. Port
stay - berth stay.
13. Eta
– etd
Kegiatan cargodoring
A. Meliputi :
1. Kegiatan di dermaga.
2. Kegiatan di perjalanan.
Dari sisi kapal sampai ke
gudang penumpukan - lapangan terbuka.
3. Kegiatan di gudang.
4. Kegiatan di lapangan.
5. Atau kegiatan sebaliknya.
yang perlu diamati adalah :
Ø Pemilahan terhadap barang yang
ditangani ( urut-urutannya ).
Ø Penggunaan alat-alat mekanis
(forklift, trailer).
Ø Penggunaan alat-alat non mekanis.
Ø Pengunaan sdm, tkbm di lapangan.
Disini peran supervisor sangat
dominan.
Prinsipnya adalah :
bagaimana
pekerjaan bisa dilaksanakan secara :
Ø Efektif, efisien, tidak ada waktu
terbuang.
Ø Lancar, cepat.
Ø Dan barang dalam keadaan baik.
Ø Tidak ada barang-barang yang menumpuk
di dermaga pada waktu bongkar, atau
Ø Selalu ada barang di dermaga sisi
kapal, pada waktu muat.
B. Agar pekerjaan bisa dilaksanakan
dengan baik :
Ø Maka pada waktu “ meeting di ppsa”
sejauh mungkin minta tempat sandar yang dekat dengan gudang / lapangan penumpukan
barang.
Ø Akan sangat membantu apabila kita
dapatkan informasi muatan sedini mungkin ( bisa merencanakan penempatan di
gudang, atau menentukan muatan mana yang kita siapkan lebih dulu di sisi
kapal).
Semua yang direncanakan akan berjalan
baik apabila :
3. Lalu lintas, utamanya di dermaga,
hanya mutlak kegiatan bongkar muat.
4. Arus barang, arus mekanis searah,
5. Semua sdm, tkbm disiplin.
6. Kita semua memperhatikan keselamatan
maupun keamanan barang dan sdm.
C. Pemakaian mekanis :
sebagai
supervisor harus mengetahui :
Ø Kemampuan alat mekanis yang
digunakan ( angkut-angkat).
Ø Kemampuan pengemudi–driver (
bersertifikat) terlatih, dan bertanggung jawab terhadap alatnya ( mengetahui
kapal mengisi bahan bakar; kapal beristirahat).
Ø Sejauh mungkin, untuk driver
tertentu, memegang alat mekanis tetap.
Sebelum melaksanakan kegiatan bongkar
muat barang perlu diambil langka-langkah sebagai berikut :
A. Untuk bongkar muatan :
1.
Komunikasi
yang baik dengan pihak-pihak terkait ( agent pelayaran, pemilik barang /
freight forwarder)
2.
Mendapatkan
dokumen awal yang diperlukan .
Ø Penunjukan kerja.
Ø Dikumen barang yang akan dibongkar
(b/l, manifest, stowage plan, invoice, packing list)
Ø Dokumen tentang kapal pengangkut (
ship’s particular, eta, bs 1-2, pkka ).
3.
Persiapan
pelaksanaan kerja.
4.
Mengadakan
pertemuan internal ( meeting ) untuk perencanakan kerja.
5.
Mengadakan
pertemuan kerja ( meeting ) dengan pihak-pihak terkait.
6.
Melakukan
boarding o/b setelah kapal tiba.
7.
Mengikuti
dengan seksama hasil meeting di ppsa, menyebar luaskan hasilnya ke pihak-pihak
terkait.
8.
Siap
di dermaga pada waktu kapal sandar dan segera melaksanakan pemeriksaan barang
yang akan dibongkar bersama pihak kapal, mencatat “kelainan yang dijumpai”
9.
Segera
memerintahkan tkbm – sdm untuk melaksanakan pembongkaran
10.
Melaksanakan
kegiatan tally untuk barang- barang yang dibongkar.
11.
Menyiapkan
– melaksanakan dokumentasi kegiatan bongkar.
12.
Menyiapkan
laporan terkhir / outurn report hasil pembongkaran barang.
B. Untuk pemuatan barang ke kapal.
Diperlukan langkah-langkah yang sama
dengan pembongkaran barang dari kapal, hanya data-data barang yang akan dimuat
maupun dokumen muatan agak berbeda.
Pengenalan kapal
Dari sisi PBM
A). Capacity plan.
B). Ship’s particular.
C). Ship’s cargo gears.
D). Ship’s cargo holds.
E). Loading – safety.